Tulisan Tangan : Jiwa yang Dihilangkan oleh Elektronik

- Redaksi

Kamis, 13 Februari 2025 - 08:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cikarang, jmpdnews.com || Salah satu tugas yang saya berikan kepada mahasiswa S1 di Sekolah dalam mata kuliah Analisa Dampak Sosial Bisnis adalah menulis paper lima halaman dengan tulisan tangan di atas kertas HVS putih dengan ballpoint tinta hitam. Bukan tanpa alasan, saya ingin mereka merasakan kembali esensi dari proses menulis yang kini kian tersisih oleh kemudahan teknologi. Tulisan tangan bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga latihan berpikir, refleksi, dan kesabaran—nilai-nilai yang semakin langka di era serba cepat ini. Pada saat tugas ini diberikan, hadir pula Ibu Dra. Alfa Chasanah, MA, yang oleh mahasiswa akrab dipanggil “Mom Alfa,” sebagai bagian dari tim pengajar. Dalam suasana kelas yang penuh diskusi, kami berharap tugas ini tidak sekadar menjadi kewajiban akademik, tetapi juga pengalaman yang menghidupkan kembali kesadaran akan pentingnya proses dalam berpikir dan menulis.

Tulisan tangan memiliki nilai historis dan intelektual yang mendalam, terbukti dari berbagai dokumen penting yang awalnya ditulis langsung oleh para pemikir besar. Manuskrip Leonardo da Vinci, dengan sketsa dan catatan ilmiahnya dalam tulisannya tentang cermin, adalah tulisan jenius yang masih menggema hingga kini. Albert Einstein menuliskan teori relativitasnya dengan tangan sebelum akhirnya menerangi sains dunia, sebagaimana Karl Marx yang merajut gagasan revolusionernya dalam Das Capital. Begitu pula Marie Curie, yang menulis disertasinya tentang radioaktivitas yang mengubah wajah sains dan pengetahuan. Dalam dunia hukum, Magna Carta abad ke-13 lahir ditulis dengan tangan melalui guratan pena yang menjadi fondasi hukum yang masih berdenyut hingga sekarang. Di Nusantara, naskah kuno seperti Babad Tanah Jawi, Serat Centhini,  juga adalah tulisan tangan, dan kita juga mendengar La Galigo adalah nyanyian masa lalu yang tetap bergema yang partiturnya  menjaga ingatan kolektif dalam guratan tangan. –Tulisan tangan bukan sekadar medium ekspresi, tetapi juga cermin jiwa—memelihara keaslian ide sebelum disentuh revisi dan teknologi.

Baca Juga :  Baznas Kab Bekasi makin Cepat tanggap (action) dan bermanfaat bagi masyarakat dengan berbagai program Unggulan

Di era digital, menulis tangan semakin langka, digantikan oleh denyut tuts yang mengetikkan kata-kata tanpa rasa. Namun, dalam kenyamanan teknologi, ada sesuatu yang perlahan memudar: keunikan dan ruh dari setiap tulisan. Tulisan tangan adalah identitas, seperti sidik jari yang tak mungkin diseragamkan. Setiap goresan mencerminkan suasana hati, keteguhan, bahkan kegelisahan si penulisnya. Berbeda dengan font digital yang dingin dan seragam, tulisan tangan membawa kehangatan yang tak bisa direplikasi oleh mesin. Sepotong surat cinta yang ditulis tangan memiliki denyut yang berbeda dari pesan elektronik yang hanya sekadar tampil di layar. Saat pena menari di atas kertas, ada aliran emosi yang jujur—sebuah tarian sunyi antara pikiran, perasaan, dan tinta yang tak tergantikan.

Lebih dari sekadar ekspresi pribadi, tulisan tangan juga menyentuh cara otak bekerja. Penelitian menunjukkan bahwa menulis tangan memperkuat daya ingat dan pemahaman karena melibatkan koordinasi kompleks antara mata, tangan, dan otak. Tidak seperti mengetik yang sering kali mekanis, menulis tangan adalah meditasi—memaksa kita untuk memperlambat ritme berpikir, meresapi setiap kata sebelum ia tertuang di kertas. Itulah mengapa mahasiswa yang mencatat dengan tangan sering kali lebih memahami materi dibandingkan mereka yang sekadar mengetik. Bahkan dalam dunia bisnis dan kreativitas, banyak pemikir besar masih bergantung pada tulisan tangan untuk menggali ide. J.K. Rowling melahirkan Harry Potter dari coretan tangannya, sementara banyak arsitek dan desainer memulai sketsa mereka di atas kertas sebelum menjadikannya digital.

Baca Juga :  Karena Berbeda Situs jmpdnews.com di ganggu tangan jahil

Selain memperdalam pemahaman, tulisan tangan mengajarkan kesabaran—sebuah kebajikan yang semakin langka di dunia yang berlari. Tidak ada tombol “hapus” atau “undo”, setiap kesalahan harus dicoret dengan sadar, mengajarkan kita untuk menerima dan memperbaiki tanpa menghapus jejaknya. Menulis tangan adalah pelajaran kehidupan: bahwa setiap kesalahan bukanlah akhir, tetapi bagian dari perjalanan. Tulisan tangan memperlambat laju waktu, memberi ruang bagi refleksi yang sering diabaikan oleh dunia yang terburu-buru.

Lebih jauh, tulisan tangan menyimpan filosofi kehidupan. Setiap goresan yang tidak sempurna, setiap lekukan huruf yang berbeda, adalah metafora dari keberagaman manusia. Jika dunia digital menjanjikan keseragaman dan efisiensi, maka tulisan tangan menawarkan keunikan dan ketekunan. Tidak heran, dalam banyak kebudayaan, tulisan tangan masih dipandang sebagai bentuk seni—dari kaligrafi Islam yang menari di atas lembaran suci hingga aksara kuno yang terus diwariskan lintas generasi.

Di tengah dominasi teknologi, tulisan tangan mungkin menjadi bayang-bayang masa lalu, tetapi nilainya tetap abadi. Ia bukan sekadar alat komunikasi, melainkan jejak diri, latihan bagi otak, dan pengingat bahwa di balik setiap kata, ada pemikiran dan perasaan yang jujur. Seperti sejarah yang terukir dalam naskah-naskah tua, tulisan tangan mengabadikan jiwa penulisnya—memberikan sentuhan yang tak akan pernah bisa digantikan oleh mesin. Maka, dalam dunia yang semakin digital, sesekali peganglah pena, goreskanlah kata-kata di atas kertas, dan biarkan tanganmu kembali berdansa dengan pikiran.

 

 

Penulis : Redaksi

Editor : Arjuna

Sumber Berita : Yudha Heryawan Asnawi (WAG)

Berita Terkait

Baznas Kab Bekasi makin Cepat tanggap (action) dan bermanfaat bagi masyarakat dengan berbagai program Unggulan
DGB UI memberikan sanksi pembatalan disertasi Bahlil
13 Tahun Di Biarkan Mangkrak Kepala Sekolah SMP 5 Cikarang Timur Mengadu di Musrenbang
Nelayan Muara Gembong : Lambatnya Claim BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kab.Bekasi
Eksekusi di Desa Setia Mekar Tidak Sah Di Mata Menteri ATR
Kabupaten Bekasi dalam Angka tahun 2024
Forkopimcam Sidak Pasar Kedung Gede : Semrawut dan Akut
President University Perkuat Pendidikan Kesehatan dengan Lakukan Groundbreaking President University Teaching Hospital  
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 20 Maret 2025 - 08:49 WIB

Baznas Kab Bekasi makin Cepat tanggap (action) dan bermanfaat bagi masyarakat dengan berbagai program Unggulan

Sabtu, 1 Maret 2025 - 09:43 WIB

DGB UI memberikan sanksi pembatalan disertasi Bahlil

Minggu, 23 Februari 2025 - 15:55 WIB

13 Tahun Di Biarkan Mangkrak Kepala Sekolah SMP 5 Cikarang Timur Mengadu di Musrenbang

Sabtu, 22 Februari 2025 - 15:46 WIB

Nelayan Muara Gembong : Lambatnya Claim BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kab.Bekasi

Kamis, 13 Februari 2025 - 08:25 WIB

Tulisan Tangan : Jiwa yang Dihilangkan oleh Elektronik

Jumat, 7 Februari 2025 - 16:00 WIB

Eksekusi di Desa Setia Mekar Tidak Sah Di Mata Menteri ATR

Jumat, 24 Januari 2025 - 16:17 WIB

Kabupaten Bekasi dalam Angka tahun 2024

Sabtu, 14 Desember 2024 - 09:04 WIB

Forkopimcam Sidak Pasar Kedung Gede : Semrawut dan Akut

Berita Terbaru

Teknologi

Smartphone Berubah Total, 6 Tren HP Jenis Baru

Selasa, 8 Apr 2025 - 09:54 WIB

Pemerintahan

KDM Diantara Krisis Kepemimpinan dan Harapan Publik

Senin, 7 Apr 2025 - 08:06 WIB

Pemerintahan

KDM Minta Bupati Bekasi Hentikan Izin Perumahan

Jumat, 28 Mar 2025 - 09:02 WIB

Nasional

MUDIK 2025

Jumat, 28 Mar 2025 - 08:44 WIB