jmpdnews.com – Penuaan yang dialami manusia dipandang sebagai proses yang berlangsung secara perlahan. Namun, riset terbaru menunjukkan penuaan justru bisa terjadi dalam lonjakan atau “spike” pada usia tertentu.
Artinya, keriput yang tiba-tiba muncul atau sendi yang mendadak terasa kaku mungkin bagian dari percepatan proses penuaan ini.
Diberitakan Vogue pada Minggu, 10 Agustus 2025, temuan ini dipublikasikan pada 2024 oleh ilmuwan dari Stanford University, Amerika Serikat, dan Nanyang Technological University, Singapura, melalui jurnal Nature Aging.
Penelitian melibatkan 108 orang berusia 25-75 tahun, yang diikuti selama beberapa tahun untuk memantau perubahan penuaan hingga ke tingkat molekul, seperti RNA, protein, dan mikrobioma tubuh.
Hasilnya, peneliti menemukan dua puncak besar percepatan penuaan, yakni di usia pertengahan 40-an dan awal 60-an.
Pada puncak pertama, terjadi perubahan pada kesehatan jantung dan metabolisme kafein, alkohol, serta lemak. Sedangkan pada puncak kedua, perubahan besar terjadi pada fungsi ginjal, metabolisme karbohidrat, dan sistem imun. Pada kedua fase ini, penuaan kulit dan otot juga berjalan lebih cepat.
Dermatologis terkemuka, Dr. Shereene Idriss memanfaatkan hasil riset ini untuk membahas cara mengatasi tanda-tanda penuaan.
Berdasarkan pengalamannya, penuaan bukan hanya terjadi dua kali, tetapi bisa empat kali, mulai dari akhir usia 20-an, akhir 30-an, pertengahan 40-an, hingga usia 60-an.
“Kalau kita tidak menua, artinya kita sudah mati,” ujar Dr. Idriss tegas. “Tujuannya adalah menua dengan baik, secara fisik dan mental. Karena kondisi fisik juga mempengaruhi pikiran,” ungkap Idriss dalam laporan Vogue.
Idriss menjelaskan, produksi kolagen mulai menurun sejak usia 25 tahun sekitar 1 persen per tahun, yang memicu munculnya garis halus dan keriput.
Menurutnya, perubahan wajah seperti wajah yang lebih panjang dan pipih sering kali disebabkan oleh penyusutan volume wajah. Meski sulit dicegah, ia menyarankan menjaga pola makan sehat dan menghindari perubahan berat badan yang drastis.
“Untuk memperlambat penuaan di usia 20-an, direkomendasikan penggunaan retinoid atau vitamin A topikal yang terbukti merangsang produksi kolagen,” tutur Idriss.
Memasuki usia akhir 30-an, tanda penuaan bisa terlihat dari kulit wajah yang mulai kendur, terutama di area rahang, dan garis senyum yang semakin dalam.
Idriss menyarankan terapi PRF atau PRP untuk memperkuat jaringan kulit, serta penggunaan filler secara strategis. Perawatan ultrasound juga bisa membantu mengencangkan kulit.
“Pada usia 44 tahun ke atas, masalah seperti kelopak mata turun, kantung mata membesar, bibir menipis, dan kulit menjadi bertekstur tipis mulai terlihat,” imbuhnya.
Puncak terakhir terjadi di usia 60-an. Menurut Idriss, pada tahap ini perawatan ringan sudah kurang efektif.
“Sedikit saja tidak akan banyak membantu,” ujarnya seraya menyarankan prosedur yang melibatkan pengangkatan kulit berlebih, seperti platysmaplasty. (RMA)