Jmpdnews.com- Susu UHT dan susu formula kerap dianggap sama, padahal keduanya mempunyai perbedaan mulai dari proses produksi, kandungan nutrisi, sampai tujuan penggunaannya.
Memahami perbedaan ini penting agar orang tua dapat memilih susu yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Susu UHT merupakan susu cair yang diproses dengan pemanasan suhu tinggi, sekitar 135–145°C, selama beberapa detik untuk membunuh bakteri.
Proses sterilisasi ini membuatnya bisa bertahan disimpan pada suhu ruang dalam jangka waktu tertentu.
Sementara itu, susu formula biasanya berbentuk bubuk dan diformulasikan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, melalui proses pengeringan dan penambahan berbagai zat gizi tambahan.
Dari sisi kandungan, susu UHT mempertahankan sebagian besar nutrisi alami seperti protein, kalsium, lemak, dan vitamin.
Akan tetapi, proses pemanasan tersebut bisa mengurangi kadar vitamin C dan beberapa mineral di dalam susu.
Sebaliknya, susu formula dirancang dengan komposisi gizi yang lengkap, mulai dari vitamin A, D, E, K, B kompleks, mineral seperti kalsium, zat besi, zinc, hingga asam lemak esensial seperti DHA dan ARA, serta prebiotik.
Penggunaannya pun berbeda. Susu UHT lebih umum dikonsumsi anak-anak berusia di atas 1 tahun atau orang dewasa sebagai bagian dari diet seimbang.
Susu formula ditujukan khusus bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif atau memerlukan nutrisi tambahan, termasuk bayi dengan kondisi medis tertentu.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Susu UHT unggul dari sisi kepraktisan dan daya simpan, tetapi kandungan nutrisinya sedikit berkurang akibat pemanasan.
Susu formula menyimpan nutrisi yang terbilang lengkap, namun harganya relatif lebih tinggi dan membutuhkan persiapan yang matang.
Beberapa contoh produk susu UHT yang populer di pasaran antara lain Frisian Flag Purefarm Swiss Chocolate, Ultra Milk Full Cream, dan Greenfields UHT Full Cream.
Sementara untuk susu formula yaitu BMT Gold Geniupro, S-26 Promil Gold Tahap 1, dan Dancow Baby 1.
Pada akhirnya, memilih jenis susu sebaiknya disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan, hingga kebutuhan gizi.
Konsultasi dengan dokter anak sangat dianjurkan agar pilihan yang diambil benar-benar tepat untuk tumbuh kembang si kecil. (RMA)