Masa Depan BRICS dan Indonesia Emas 2045

- Redaksi

Selasa, 3 Juni 2025 - 07:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta – jmpdnews.com – Perang India vs Pakistan sudah reda dengan gencatan senjata antar kedua pihak sedang kerugian yang dialami masing masing negara cukup berimbang walau khalayak hanya fokus pada perang udaranya saja yang dimenangkan Pakistan.
Namun dampaknya secara politik perang singkat kemarin ini mengancam eksistensi koalisi BRICS yang merupakan koalisi negara negara yang bersepakat melawan hegemoni perdagangan Amerika.
Bagaimana bisa ?
BRICS yang digawangi negara industri besar dan menengah sesuai singkatannya Brazil-Rusia-India-South Africa (BRICS) plus Indonesia sejak era Prabowo dimulai beberapa tahun telah menjadi satu koalisi dagang bilateral besar yang berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi Amerika sebab negara negara BRICS bersepakat untuk tidak bertransaksi menggunakan USD dalam perdagangan bilateralnya antar mereka.
Hal ini tentu merupakan kerugian besar bagi Amerika dalam perdagangan internasionalnya karena selama ini siapapun peniaga internasional pasti memakai standar mata uang Amerika jadi biarpun Amerika tak terlibat langsung dalam perdagangan antar negara dengan negara tetap saja Amerika menguasai hegemoni mata uang global.
Inilah hal yang tak mereka sukai.
Namun BRICS sendiri kini terancam pecah oleh beberapa potensi konflik yang sudah mereda selama puluhan namun kini disulut lagi satu persatu.
Dimulai dari Kashmir.
Ketika para wisatawan India yang berkunjung tanpa angin tanpa hujan tetiba ditembaki kelompok tak dikenal hingga menewaskan belasan wisatawan India dan mengejutkan dunia internasional.
Suara dari kelompok mujahidien Tehrek i Thaliban kelompok Taliban di Pakistan menyatakan mereka bertanggungjawab atas peristiwa itu yang sehari kemudian justru dibantah oleh juru bicara resmi kelompok Taliban Pakistan ini sendiri ditambah bantahan dari Hizbul Mujahideen yang menyatakan tidak ada aktivitas Tehreek i Thaliban diwilayah Jammu dan Kashmir.
Ini menguatkan dugaan penulis bahwa peristiwa penembakan turis India ini adalah sebuah skenario FFO atau False Flag Operation.
Lalu siapa yang diuntungkan dengan peristiwa ini bila sampai dua negara tersebut berperang.
Ya tentu Amerika.
Lho bukankah Pakistan bukan anggota BRICS ?
Memang bukan tapi negara dibelakang Pakistan iya.Siapa lagi kalau bukan China.
Karena China punya kepentingan geopolitik besar dengan Pakistan.
China dalam upaya menguatkan skema OBOR nya sedang mengintensifkan aktivasi deep sea port Gwadar dipesisir selatan Pakistan yang akan menjadi pelabuhan laut dalam penyambung ekspor impor China langsung kejantung pelayaran dunia tanpa harus melewati Selat Malaka terutama pipa minyak dan gas buat kebutuhan energi China yang melewati Pakistan dan Afghanistan yang sudah dibawah hegemoni kekuatan modal RRC.
Dilain sisi kemandirian jalur distribusi energi China dengan adanya pelabuhan Gwadar ini akan mengurangi ketergantungan supply energi China dari Rusia karena walau sama sama negara komunis dan sama sama sedang menjadi komunis yang kapitalistik antara Rusia dengan China juga memiliki ketegangan tapal batas yang dapat meledak sewaktu waktu.
Itulah juga kenapa China benar benar menyokong Pakistan dengan teknologi militernya dengan harga spesial tentu saja.
Sementara potensi perang China vs Rusia pun sebetulnya tinggal dipantik saja apalagi mengingat kebijakan “politik air hangat” Rusia sejak era cold war dulu itu.
Itu belum lagi konflik antara India vs China diperbatasan Arunachal Pradesh yang diklaim China sebagai wilayahnya dan kedua pasukan walau mash menaha diri untuk tak menarik picu senjata namun sudah sering baku pukul antara tentara India dengan tentara China.
Jadi sebetulnya BRICS itu adalah koalisi strategis namun rapuh yang bila masing masing pimpinan negara tidak bijak maka hegemoni Amerika akan aman aman saja dan BRICS jadi tak lebih kelompok koalisi dagang yang tak berguna seperti Kadin yang sibuk menjajah kedalam negeri sendiri tidak seperti VOC nya Belanda atau EIC nya Inggris yang berhasil kibarkan kejayaan bendera mereka dinegara lain.
Terus bagaimana nasib Indonesia yang baru saja bergabung dengan BRICS ?
Indonesia adalah negara besar dengan penduduk besar dan potensi industri besar baik manufaktur maupun tambang.
Indonesia juga berhasil swasembada beras pada semester awal presiden barunya kali ini dengan cadangan beras yang masih mencukupi (surplus) hingga dua semester lagi kedepan hingga malah bisa mengekspor keMalaysia dan beberapa negara sekitar.
Tinggal bagaimana industri manufaktur dan tambangnya mencapai goal Hilirisasi apalagi holding BUMNnya sudah disiapkan yaitu Danantara.
Jadi seharusnya Indonesia tak perlu terlalu cemas dan terpengaruh bila suatu hari BRICS benar benar pecah karena Indonesia memiliki modal geogragis, kekayaan alam (baik mineral dan amineral) dan pemimpin yang visioner.
Tinggal benahi saja kabinet “terimakasih”nya dengan mengganti menteri menteri titipan agar bisa melaju kencang menuju Indonesia Emas 2045.
NB :
Taliban, termasuk kelompoknya yang di Pakistan adalah skema organisasi perlawanan yang dibentuk CIA melalui program senator Wilson yang bertujuan menjatuhkan pemerintahan Afghanistan yang dikasai mujahideen yang berhasil mengusir pasukan penjajah Uni Sovyet/Rusia yang akhirnya jadi masalah tersendiri juga bagi Amerika dan saat ini pemerintahan Taliban yang berkuasa di Afgjanistan sibuk berperang melawan sel teroris buatan Amerika lainnya yaitu ISIS.
Baca Juga :  Percobaan Pembunuhan ke 2 Trump

Penulis : Budi Saks

Editor : Arjuna

Sumber Berita : FB BS

Berita Terkait

Mengapa Trump Menang ?
Percobaan Pembunuhan ke 2 Trump
Pekerja Migran Tewas Asal Cianjur Diduga Pemroses PT Putra Timur Mandiri
Penempatan Pekerja Migran Ilegal Masih Terus Berkembang dan Beradaptasi
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 15:44 WIB

Mengapa Trump Menang ?

Selasa, 17 September 2024 - 08:12 WIB

Percobaan Pembunuhan ke 2 Trump

Kamis, 22 Agustus 2024 - 14:13 WIB

Pekerja Migran Tewas Asal Cianjur Diduga Pemroses PT Putra Timur Mandiri

Rabu, 14 Agustus 2024 - 11:28 WIB

Penempatan Pekerja Migran Ilegal Masih Terus Berkembang dan Beradaptasi

Berita Terbaru

Pemerintahan

100 hari Kinerja Bupati Bekasi 81,4% Responden Puas

Selasa, 10 Jun 2025 - 17:26 WIB

{

Blog

Pendakwah Islam Yahya Waloni meninggal Dunia

Sabtu, 7 Jun 2025 - 05:52 WIB