KDM Minta Bupati Bekasi Hentikan Izin Perumahan

- Redaksi

Jumat, 28 Maret 2025 - 09:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cikarang – jmpdnews.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang menghentikan izin pembangunan perumahan. Saat ini, kata Dedi, di Bekasi sudah sangat banyak perumahan. “Sudah kebanyakan, sawah-sawahnya sudah ketutup rumah,” kata Dedi dalam video yang diunggah di media sosial dan dikonfirmasi ulang Kompas.com, Kamis (27/3/2025).

Akibat sawahnya hilang, lanjut dia, akhirnya orang-orang Bekasi tidak punya penghasilan harian. Mereka kemudian dagang menggunakan tempat apapun dan pinjam duit dari bank emok.
Pada kesempatan itu, gubernur dan bupati menyerahkan dana kompensasi kepada warga yang rumah dan warungnya dibongkar karena berada di daerah aliran sungai.

Pasca pembongkaran bangunan di daerah aliran sungai, kata Dedi, saat ini sungainya sudah mulai terbentuk. Normalisasi sungai akan terus dilakukan sampai dengan Kali CBL (Cikarang Bekasi Laut)
“Sampai indah, pohon-pohon harus bagus,” jelas Dedi Bupati Bekasi Ade Kuswara dalam video tersebut menjelaskan, saat ini normalisasi sungai dalam tahap pembersihan sampah. Setelah Lebaran, proses normalisasi kembali dilanjutkan. Dedi meminta Pemda Bekasi fokus pada normalisasi sungai secara bersama.
“Jangan lupa nanti ada pergeseran anggaran Kabupaten Bekasi,” ujar Dedi.

Baca Juga :  Urgensi TP2D Dalam Menjabarkan Kebijakan Bupati

Dia kemudian bertanya kepada bupati, anggaran akan difokuskan untuk apa? “Membangun sarana prasarana jalan, jembatan, drainase, irigasi, puskesmas, rumah sakit, pendidikan, kesehatan, rutilahu,” beber Ade. Dedi kembali bertanya, total anggaran ada berapa? Ade menjawab, “Rp 8,3 triliun,” sebutnya.

Masalah perizinan perumahan di Bekasi telah menjadi perhatian utama karena berbagai dampak negatif yang ditimbulkannya, seperti banjir, sengketa lahan, dan konflik antara warga dan pengembang. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap permasalahan ini meliputi:

1. Proses Perizinan yang Lemah

Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bekasi, Ridwan Arifin, menyoroti lemahnya pengawasan terhadap pengembang perumahan. Proses perizinan yang terlalu mudah, terutama untuk proyek di bawah 10 hektare yang hanya memerlukan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) tanpa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), menyebabkan perubahan bentang alam yang tidak terkendali dan sistem drainase yang diabaikan.

2. Alih Fungsi Lahan yang Tidak Terkendali

Pemerintah Kabupaten Bekasi mempertimbangkan moratorium izin perumahan untuk mengendalikan alih fungsi lahan yang berpotensi memperburuk banjir di kawasan perumahan baru. Regulasi baru berupa Peraturan Gubernur (Pergub) tengah disiapkan untuk mengatur lebih ketat pengembangan kawasan perumahan.

Baca Juga :  TANPA ARAH ?

3. Sengketa Lahan dan Sertifikat Ganda

Kasus eksekusi Perumahan Cluster Setia Mekar Residence 2 di Tambun Selatan, Bekasi, menunjukkan adanya masalah sertifikat ganda yang menyebabkan warga kehilangan rumah meskipun memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM). Sertifikat ganda sering terjadi akibat penerbitan sertifikat baru di atas hak tanah yang sudah ada, jual beli tanah dengan dokumen bermasalah, dan perbedaan jalur sertifikasi tanah.

4. Konflik antara Warga dan Pengembang

Warga Perumahan Green Village di Bekasi menghadapi konflik dengan pengembang akibat terisolasi oleh pagar beton yang dibangun tanpa persetujuan mereka. Pemerintah Kota Bekasi turut digugat karena terlibat dalam perizinan klaster perumahan tersebut.

5. Banyaknya Bangunan Tanpa Izin

Data dari Dinas Tata Ruang Kota Bekasi menunjukkan bahwa sekitar 50 persen dari 800.000 rumah tinggal di Bekasi tidak memiliki izin resmi. Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan penegakan regulasi dalam sektor perumahan.

Penulis : Redaksi

Editor : Team

Sumber Berita : cikarangnews.co.id

Berita Terkait

Penghargaan KIP Jabar 2024 idealnya membuka Akses masyarakat ke APBD
KDM Diantara Krisis Kepemimpinan dan Harapan Publik
TANPA ARAH ?
Kereta Kencana Sambut Pemimpin Baru Di Hari Pelantikan (Kamis) 20/2
10 Menteri dengan Penilaian Terbaik, Versi Media Sosial
Urgensi TP2D Dalam Menjabarkan Kebijakan Bupati
Jelang 6 Hari Pelantikan Ade Kuswara Kunang Bupati Bekasi Pemimpin Muda Harapan Baru Masyarakat
APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2025 Ditetapkan Sebesar Rp 8,3 Triliun
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 8 April 2025 - 10:24 WIB

Penghargaan KIP Jabar 2024 idealnya membuka Akses masyarakat ke APBD

Senin, 7 April 2025 - 08:06 WIB

KDM Diantara Krisis Kepemimpinan dan Harapan Publik

Jumat, 28 Maret 2025 - 09:02 WIB

KDM Minta Bupati Bekasi Hentikan Izin Perumahan

Kamis, 20 Maret 2025 - 08:16 WIB

TANPA ARAH ?

Rabu, 19 Februari 2025 - 07:44 WIB

Kereta Kencana Sambut Pemimpin Baru Di Hari Pelantikan (Kamis) 20/2

Sabtu, 8 Februari 2025 - 08:17 WIB

10 Menteri dengan Penilaian Terbaik, Versi Media Sosial

Kamis, 6 Februari 2025 - 07:12 WIB

Urgensi TP2D Dalam Menjabarkan Kebijakan Bupati

Jumat, 31 Januari 2025 - 09:20 WIB

Jelang 6 Hari Pelantikan Ade Kuswara Kunang Bupati Bekasi Pemimpin Muda Harapan Baru Masyarakat

Berita Terbaru

Teknologi

Smartphone Berubah Total, 6 Tren HP Jenis Baru

Selasa, 8 Apr 2025 - 09:54 WIB

Pemerintahan

KDM Diantara Krisis Kepemimpinan dan Harapan Publik

Senin, 7 Apr 2025 - 08:06 WIB

Pemerintahan

KDM Minta Bupati Bekasi Hentikan Izin Perumahan

Jumat, 28 Mar 2025 - 09:02 WIB

Nasional

MUDIK 2025

Jumat, 28 Mar 2025 - 08:44 WIB