jmpdnews.com || Bekasi – Yaa Habibi. Dalam rangka Bela Negara dan menikmati Kurikulum Merdeka, kemarin, hari senin 10 juni 2024, 140 guru guru dari berbagai Madrasah Attaqwa hadir di aula Pondok Pesantren Attaqwa Putra, lokasinya tidak tak jauh dari masjid berkubah hijau, hanya selemparan batu. Sayangnya guru guru ponpes Attaqwa, baik putra dan putri sedang melaksanakan ujian, sehingga tidak bisa membersamai.
Ada 4 pemateri yang menyampaikan ilmunya, DR KH Irfan Mas’ud, DR HM Ikhwan S, Hamim Ansari, MPd. dan DR H Abdul Rozak.
Pemateri pertama, dosen muda pasca sarjana di perguruan tinggi negeri islam Jakarta sekaligus pimpinan umum yayasan Attaqwa, menurut beliau selain menggerakkan rapat rakyat Bekasi Raya, yang dihadiri ribuan peserta untuk bersatu melawan negeri kafir penjajah, Jepang dan Belanda. Allahu yarham KH Noer Alie juga bersepakat dengan Pak Nasir dan Menteri Agama pada saat itu, KH Wahid Hasyim untuk menjadikan Pendidikan sebagai modal utama untuk meraih dan menjaga kemerdekaan, Sayangnya ini banyak yang tidak tahu atau lupa imbuhnya.
Beliau juga amat mengapresiasi acara ini, kerja sama antara Yayasan Attaqwa dengan Dewan Dakwah dan Pemerintah Kab Bekasi.
Pemateri kedua seorang Laksamana Pertama atau Jendral dari Babelan, alumni MI Attaqwa yang bertempat tinggal di daerah Pondok Gede, DR HM Ikhwan S namanya. Dosen pasca sarjaa di Univ Pertahanan.
DR Ikhwan menyampaikan tentang visi dan tujuan nasional, diantaranya adalah : Mewujudkan negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, sehingga akan tercipta masyarakat cerdas dan sejahtera di seluruh pelosok bumi merah putih tanpa terkecuali, termasuk yang tinggal didalam hutan hutan dan atas atas gunung serta di pulau pulau tidak bernama.
Saat melihat peta, diatas pulau pulau Indonesia adalah benua Asia, sedang dibawah adalah benua Australia, diapit oleh dua samudera, Pasifik dan Hindia. Sungguh negara yang luar biasa.
Dengan jumlah penduduk kurang lebih 279 628 juta ( mei 2024), 742 bahasa daerah, 480 etnis dan sub etnis, dengan kewajiban memeluk agama, Islam 88 %, Protestan 5 %, Katolik 3 %, Hindu 2 % dan Khonghucu 1 %., dengan tiga pembagian waktu. WIB, WITA dan WIB
Idealnya dengan segala sumber daya yang ada, di daratan, angkasa raya dan lautan dan jumlah penduduk yang luar biasa,b seluruh warga bumi merah putih mampu mengecap betapa nikmatnya kesejahteraan baik lahir maupun batin, cukup sandang, pangan dan papan. Tapi entah kenapa itu masih sebatas hayalan. Mungkinkah karena pendidikan dan keterampilan masih menjadi barang mewah bagi sebagian banyak orang, bila ada rasa tak percaya sila tanya pada rumput yang bergoyang.
Pemateri ketiga seorang guru penggerak dari SMAN 1 Babelan, alumni Attaqwa dan Pasca Unisma, Hamim Ansori namanya, biasa dipanggil Bro Hamim oleh angkatannya.
Hamim Ansori M.Pd membuka pertemuan dengan mengajak semua peserta untuk bangun dari kurs merah dan mengikuti gerakannya serta menjelaskan tentang bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara dengan tiga semboyan nya dihubungkan dengan Kumer.
Di depan memberi contoh, di tengah membangun motivasi, dibelakang memberikan dorongan semangat, pokoknya guru harus siap menemani murid muridnya saat dimanapun posisinya. Ini semua akan mudah tercapai saat kemampuan guru tidak hanya kuat dengan ijazah tapi juga kuat dengan sikap.
Pemateri terakhir adalah DR H Abdul Rozak, dosen pasca sarjana di UIN Jakarta.
Ada yang menarik saat moderator membacakan riwayat hidupnya, panjangnya kaga kira kira, membuat moderator kewalahan untuk membacanya.
Pulau pulau besar di Nusantara tercinta sudah sering dikunjungi berulang ulang, untuk menjelaskan tentang apa itu Kumer ( baca Kurikulum Merdeka).
Kumer harus berbasis kompetensi, mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap, sehingga akan lahir Kompetensi yang utuh, yang dinyatakan sebagai CP (baca Capaian Pembelajaran).
CP disusun dalam fase fase, sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar dengan tingkat pencapaian, kebutuhan, kecepatan dan gaya belajarnya (baca keunikan masing masing).
Kumer juga harus berkarakter Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin, mampu bersinergi antara pembelajaran rutin dikelas dengan kegiatan non rutin ( baca projek) yang berorientasi pada pembentukan dan penguatan karakter berdasarkan Pancasila. Agar mampu merawat dan menjaga bumi merah putih sepanjang masa.
Kita hanya Penikmat Kemerdekaan, yang bertugas memelihara, menjaga dan mengisinya.
Penulis : Red
Editor : Asj Cinema