Jmpdnews.com – Buah asal Indonesia bernama ciplukan, atau dikenal juga dengan nama golden berry, kini menjadi salah satu komoditas ekspor yang banyak dicari pasar global.
Bukan hanya karena rasanya yang unik, tetapi juga karena kandungan nutrisinya yang dipercaya mampu membantu menjaga kesehatan hingga melawan penyakit radang usus hingga kanker.
Dilansir dari Healthline, ciplukan berbentuk bulat kecil dengan kulit tipis menyerupai kelopak kering yang membungkusnya.
Buah mungil ini kaya akan vitamin A, B, C, E, K1, serta berbagai mineral penting. Tak hanya itu, kandungan antioksidan di dalamnya disebut mampu menangkal radikal bebas yang sering menjadi pemicu penyakit kronis.
Sejumlah penelitian internasional mencatat, golden berry memiliki senyawa fenolik yang dapat membantu menghambat pertumbuhan sel kanker, termasuk kanker payudara dan usus besar, temuan ini memberi harapan besar akan manfaat buah asli Nusantara tersebut.
Di Indonesia, ciplukan bisa ditemukan dengan mudah, terutama di daerah tropis yang lembap. Tanaman ini sering tumbuh liar di pekarangan rumah, tepi sawah, atau ladang, misalnya di wilayah Sumedang, Jawa Barat.
Sayangnya, buah ini kerap dianggap remeh dan bahkan dibuang oleh masyarakat setempat. Padahal, di luar negeri, golden berry justru dipasarkan dengan harga tinggi.
Banyak yang mengonsumsinya sebagai camilan sehat, dicampur dalam salad, dijadikan saus, atau diolah menjadi selai. Rasanya manis segar dengan sentuhan tropis yang mirip nanas dan mangga, membuatnya digemari konsumen mancanegara.
Golden berry juga dikenal dengan berbagai nama lain, seperti Inca berry, Peruvian groundcherry, poha berry, hingga cape gooseberry. Semua nama itu merujuk pada tanaman yang sama, yaitu anggota keluarga nightshade yang tumbuh subur di daerah beriklim hangat.
“Selain melawan radikal bebas, ciplukan juga disebut dapat membantu mengurangi peradangan. Senyawa khusus bernama withanolides diyakini berperan dalam melindungi tubuh dari penyakit peradangan usus,” demikian studi ilmiah yang diungkap Healthline, dikutip pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Tak berhenti di situ, buah ini juga berpotensi memperkuat sistem imun. Kandungan vitamin C di dalamnya cukup tinggi, yakni sekitar 15,4 mg per 140 gram buah, setara 21 persen kebutuhan harian wanita dan 17 persen untuk pria. Vitamin C sendiri dikenal penting dalam menjaga daya tahan tubuh.
“Ciplukan juga kaya akan vitamin K, nutrisi yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang. Vitamin ini membantu proses metabolisme tulang dan memperkuat struktur kartilago. Penelitian terbaru bahkan menunjukkan kombinasi vitamin K dan D sangat baik untuk mencegah pengeroposan tulang,” lanjut Healthline dalam keterangannya.
Manfaat lain yang tak kalah penting adalah menjaga kesehatan mata. Ciplukan mengandung lutein, beta-karoten, dan beberapa karotenoid lain yang dikenal ampuh melindungi penglihatan.
Pola makan kaya karotenoid terbukti mampu mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia, penyebab utama kebutaan pada orang lanjut usia.
Lutein bersama karotenoid lain seperti zeaxanthin dan likopen juga dipercaya dapat mencegah kerusakan mata akibat diabetes. Dengan begitu, konsumsi rutin ciplukan dapat menjadi salah satu cara alami untuk menjaga kesehatan mata sejak dini.
Dengan segudang manfaat tersebut, tak heran jika ciplukan kini naik kelas dari buah liar yang sering diabaikan menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi.
Pada akhirnya, buah mungil asal Indonesia ini perlahan menjelma menjadi “harta karun” baru di dunia kesehatan global. (Abduh)